Pages

SELAMAT DATANG KE SEBAIK-BAIK CAHAYA

January 31, 2012

Kita dicintai Baginda...tahukah kita akan ia?


Dalam sebuah riwayat hadith dikisahkan.

Ketika itu baginda Rasulullah SAW tengah duduk berkumpul bersama sahabat-sahabatnya. Di situ ada saidina Ali, Uthman, Abu Bakar, Umar dan lainnya. Lalu kemudian baginda bertanya, 

"Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa hamba Allah yang mulia di sisi Allah?"

Para sahabat terdiam. Lalu ada seorang sahabat berkata, 

"Para malaikat, Rasulullah, merekalah yang mulia." 

Rasulullah menjawab,


"Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah dan mereka sentiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah, tentulah merekalah mulia tapi bukan itu yang aku maksudkan." 

Lalu para sahabat kembali terdiam, tiba-tiba seorang sahabat kembali berkata,

"Ya Rasulullah, tentu para nabi, merekalah yang mulia itu." 

Nabi Muhammad tersenyum. Baginda berkata, 

"Ya, para nabi itu mulia, mereka adalah utusan Allah di muka bumi, bagaimana mungkin mereka tidak mulia, mereka mulia. Tapi ada lagi yang lain."

Para sahabat terdiam, tertanya siapalah lagi mereka itu. Lalu salah seorang sahabat berkata,

"Apakah kami sahabatmu, ya Rasulullah? Apakah kami yang mulia itu?"

Bayangkan, Baginda memandang wajah mereka semua satu persatu, Baginda tersenyum melihat para sahabat. Baginda berkata,

"Tentulah kalian mulia, kalian dekat denganku, kalian membantu perjuanganku, mana mungkin kalian tidak mulia, Tentulah kalian mulia, tetapi ada yang lain yang mulia." 

Para sahabat terdiam kesemuanya, mereka tidak mampu berkata apa-apa lagi. 

Lalu bayangkan. Tiba-tiba, baginda Nabi Muhammad menundukkan wajahnya. Bayangkan tiba-tiba baginda menangis di hadapan sahabat-sahabat. Para sahabat tertanya,

"Mengapa engkau menangis ya Rasulullah?"

Lalu bayangkan, Rasulullah mengangkat wajahnya, terlihat bagaimana air mata berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Lalu baginda berkata, 

"Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa yang mulia itu. Mereka adalah manusia-manusia. Mereka akan lahir jauh setelah wafatku nanti. Mereka begitu mencintai Allah, dan tahukah kalian, mereka tak pernah memandangku. Mereka tidak pernah melihat wajahku. Mereka hidup tidak dekat dengan aku seperti kalian. Tapi mereka begitu rindu kepadaku. Dan saksikanlah wahai sahabatku semuanya, aku pun rindu kepada kepada mereka, mereka yang mulia itu, merekalah itulah UMATKU."

Bayangkan saat itu Nabi Muhammad menitiskan air matanya, semua sahabat menangis. 


+++


Cuba tanyakan pada diri kita kembali, 

"Siapa yang dirindukan Nabi Muhammad, siapa yang didoakan nabi Muhammad setiap waktu. Demi Allah, cuba tanya pada diri kita masing-masing."

Tanyalah jauh ke dalam lubuk hati kita, ikhwah-ikhwah, 

"Sudahkah aku mencintai Nabi Muhammad?"

Cuba lihat dalam kehidupan kita, siapakah yang menjadi sanjungan kita selama ini? Siapa pula sanjungan rakan-rakan kita yang lainnya, bagaimana pula dengan sanjungan kaum keluarga kita. Adakah kaum keluarga kita sedang lupa terhadap Nabi Muhammad, lalai kepadanya. 

Kita kadang-kadang terlalu mudah untuk berbangga dengan sanjungan seperti para artis, kita juga kadang-kadang selalu berbangga dengan pemain-pemain bola sepak yang kita kagumi. Bila pula kali terakhir kita berbangga dengan Nabi Muhammad SAW?

Sudah berapa lama sebenarnya kita lalai? Sudah berapa lama kita tidak bersungguh-sungguh mendidik atau mentarbiah kawan-kawan kita untuk mencintai baginda Nabi Muhammad. 

Jika kita berani mengaku sebagai umat Nabi Muhammad, sudahkah kita mencintai Nabi Muhammad, sudahkan ada air mata yang berlinang kerana kita rindu Nabi Muhammad? Sudah berapa lama kita lalai? Sudah berapa lama kita leka hidup di dunia? Sudah berapa lama kita melupakan Nabi Muhammad. 

Maka mari pada malam ini kita hadirkan atau hidupkan rasa cinta yang telah lama hilang itu, semoga di Padang Masyar kelak, kita akan berkumpul bersama Baginda SAW.. Amin..


0 comments:

Taujihad